Sabtu, 31 Agustus 2019

Kenapa Kamu Sering Sial?


Beberapa waktu yang lalu saya menerima kunjungan teman lama, rasanya sudah lama sekali saya tidak bertemu dengannya, mungkin tiga tahunan. Kami mengobrol banyak sekali, hingga saya menanyakan bagaimana pekerjaannya, ekspresinya agak berubah seolah tidak ingin mendengar pertanyaan itu dari saya. Sayapun sebetulnya juga tidak keberatan jika pertanyaan saya tidak dijawab, tapi kemudian teman saya ini mulai menceritakan usahanya yang diambang pailit, hutang membengkak, dan keluarganya pun mulai renggang akibat tidak kuat dengan keadaan. Cerita semakin sedih ketika dia mengingat masa lalunya yang juga penuh ujian. Di akhir cerita dia mengatakan bahwa mungkin nasibnya ditakdirkan buruk, dipenuhi dengan ujian. Dia mengatakan sering dapat musibah, dijatuhkan oleh saingan dan berbagai cerita kesialan nasibnya. Bahkan dia menanyakan kepada saya apakah ada cara untuk mengusir nasib buruk yang selalu menimpanya.

Meskipun saya orang Jawa, tapi saya tidak mungkin langsung mengatakan bahwa mungkin dia orang yang sukerta atau orang kotor yang hidupnya ditakdirkan penuh ujian. Dan cara mengatasi nasib sial yang tiada henti adalah dengan cara di-ruwat yaitu serangkaian upacara untuk melepaskan diri dari cengkeraman Bathara Kala  atau kesialan.

Pada dasarnya kesialan dan keberuntungan adalah sesuatu yang subjective menurut sudut pandang. Ketika adik saya mengalami kecelakaan parah hingga koma dan operasi tempurung kepala yang menghabiskan biaya bukan main-main, nenek saya mengatakan "alhamdulilah isih diwenehi selamet, duwit iso digoleki, nyawa ora ono sing dodol" yang artinya "alhamdulillah masih diberi keselamatan, uang bisa dicari, tapi nyawa tidak ada yang jual". Sebuah pemikiran orang jawa ketika musibah terjadi, maka yang dilihat adalah sisi terbaik dari musibah itu. Maka tidak asing bagi orang jawa ketika diberi kesialan maka responnya mungkin "untung ora...." atau "slamete isih.... "

Kembali lagi mengenai bad luck, seringkali kita melihat itu semua sebagai ujian tanpa alasan dari Tuhan, ya mungkin juga bisa jadi tanpa alas an, kan suka-suka Tuhan, Dia Yang Maha Kuasa – kamu hanya sekedar makhluk yang menjalankan. Tapi saya meyakini bahwa Tuhan tidak bermain dadu, tidak menciptakan segala sesuatu secara acak. Selalu ada maksud dari segala sesuatu yang terjadi yang kadang baru kita sadari setelah hal tersebut terjadi, mungkin baru disadari besoknya, atau bulan depan, atau tahun depan, atau bertahun-tahun kemudian, atau bahkan tidak pernah kita sadari karena kita tidak mampu membaca hikmah dibalik semua kejadian.