Jumat, 31 Agustus 2018

Be Kind Anyway


           Apakah pernah suatu ketika kamu mengalami keadaan dimana kamu merasa kebaikan yang kamu lakukan adalah percuma. Kamu berusaha berperilaku sebaik mungkin yang kamu bisa, berusaha agar bisa diterima oleh orang-orang di lingkungan kamu, namun tetap saja ada yang tidak menyenangi kamu. Kamu berbuat baik kepada siapapun sebaik yang kamu bisa, namun tetap saja tidak semua balasan kebaikan yang kamu dapatkan. Hingga kamu mengalami sebuah keadaaan krisis kepercayaan terhadap kebaikan dan mulai berpikir untuk apa kamu melakukan kebaikan, toh orang disekitar kamu tidak semuanya baik.


Ada seorang seorang penjual mie di jalanan Kota Bangkok, Thailand yang terkenal murah hati, dia suka memberikan makanan kepada orang-orang yang ingin makan tapi tidak punya uang untuk membeli makanan. Meskipun dia seorang murah hati, tapi memang tidak semua orang senang kepadanya dan meniru kebaikannya, toh untuk apa berbuat baik kepada orang yang tidak mungkin bisa membalas kebaikan. Salah satu orang yang punya pikiran seperti itu adalah tetangganya si pemilik toko obat yang terkenal pelit. Suatu hari ada seorang anak miskin yang mencuri obat demam di toko milik tetangga si penjual mie, si anak miskin terpaksa melakukan itu karena ibunya sedang sakit sementara dia tidak memiliki uang sepeser pun untuk membeli obat. Namun malang, ketika mencuri malah ketahuan pemiliknya, alhasil si anak miskinpun ditangkap dihajar oleh si pemilik toko. Ketika ditanya untuk apa obat itu, si anak menjawab untuk ibunya yang sedang sakit, bukannya berbelas kasihan, si anak miskin malah ditahan oleh si pemilik toko. Mengetahui kesusahan si anak miskin, si penjual mie menebus obat-obatan yang dicuri kepada si pemilik toko obat dan memberikannya kepada si anak miskin. Sebelum pulang, si anak miskin bahkan sempat diberi sekantong sup sayuran untuk ibunya.

Tiga puluh tahun berlalu, si penjual mie masih tetap sama kehidupannya seperti biasanya. Tapi ternyata Tuhan bukannya membalas kebaikan si penjual mie dengan harta yang melimpah, tapi malah diberi ujian penyakit otak yang sangat parah, sehingga si penjual mie harus dirawat di rumah sakit dengan biaya yang besar. Karena tak mampu membayar biaya perawatan yang mencapai ratusan juta rupiah, keluarga si penjual mie terpaksa menjual toko mie miliknya untuk membiayai tulang punggung keluarga mereka. Tapi itulah Tuhan, DIA sudah mengatur semuanya dengan sedemikian rupa. Tanpa disangka keluarga si penjual mie diberitahu melalui surat resmi dari rumah sakit bahwa seluruh biaya perawatan sudah terbayar dan ditanggung oleh seseorang. Dalam surat itu dikatakan bahwa seluruh biaya perawatan telah dibayar 30 tahun yang lalu, dengan sebungkus obat demam dan sekantong sup sayur. Ternyata yang membayar biaya perawatan si penjual mie adalah si anak miskin yang dulu pernah dia tolong, dan sekarang menjadi dokter yang merawatnya. Ini adalah kisah nyata dari dr. Prajak Arunthong yang pernah ditolong oleh si penjual mie. Klik Dr. Prajak Arunthong

Ada banyak sekali di dunia ini orang yang menanam hari ini berharap sudah bisa memanen esok hari. Tapi ternyata Tuhan tidak bekerja demikian, Tuhan selalu memberikan waktu yang tepat kapan kamu akan menerima balasan dari perbuatanmu. Bukan hanya perbuatan baik, bahkan perbuatan jahat sekalipun, karma-nya pun bisa jadi akan kamu terima di waktu yang tidak kamu duga.  

Jika kamu berharap balasan kebaikan dari semua orang yang kamu tolong, yang kamu dapat mungkin malah keputus-asaan karena tidak semua orang bisa menghargai kebaikan orang lain. Tapi jika kamu meyakini kebaikan yang kamu lakukan adalah juga untuk diri kamu sendiri, maka kamu akan terus bersemangat untuk berbuat baik. Dan kata orang Jawa “Gusti Mboten Sare” Tuhan itu Tidak Tidur, kebaikan yang kamu lakukan pastilah akan dibalas oleh Tuhan di waktu dan keadaan yang tepat, yang mungkin kamu tidak pernah menyangka, mungkin dibalas saat itu juga, esok hari, bulan depan, tahun depan, 30 tahun lagi, atau bahkan yang menerima balasan kebaikanmu adalah anak-cucu mu. Hanya Tuhan yang tahu waktu yang tepat. So, jangan pernah menganggap berbuat baik itu adalah percuma.

Surabaya, 31 Agustus 2018
R. Shantika Wijayaningrat




Sumber Referensi

Alquran

Serat Wulangreh (Paku Buwono IV)

Serat Wedhatama (Mangku Nagoro IV)

beavercreekfarm.co/we-cant-make-everyone-happy/

socialtriggers.com/you-cant-make-everyone-happy-stop-trying/

Image by Google


Mother Teresa of Calcutta, my life inspiration