Memasuki bulan ruwah dalam
kalender Jawa tahun ini, ada satu hal yang membuat saya sedih sebetulnya, yaitu nggak bisa
ikut nyadran. What is nyadran?
Nyadran dalam kebiasaan
masyarakat Jawa adalah tradisi berziarah ke makam orang tua dan leluhur yang
telah meninggal, yang dilakukan selama bulan ruwah/ sebelum ramadhan.
Sebetulnya simple saja sih, cuma sekedar berziarah, kemudian berdoa untuk leluhur
(eyang, buyut, canggah dst), tapi bagi yang memiliki hubungan dengan keraton,
nyadran menjadi tidak terlalu simple mengingat banyaknya leluhur yang harus diziarahi
dan didoakan, dan lagi banyak makam yang terpisah di kota-kota yang berbeda,
sehingga membutuhkan waktu yang betul-betul longgar untuk melakukannya, hati juga
harus betul-betul longgar, karena nyadran bukan sekedar kegiatan fisik,
melainkan juga kegiatan spiritual.
Saya akan mencoba bercerita
sedikit mengenai asal-usul nyadran.
Upacara Shraaddha di tepi Sungai Gangga, India |
Nyadran berasal dari Bahasa Sansekerta 'Shraaddha' yang berarti menunjukan bakti,
sebuah ritual Hindu kuno. Umat Hindu di India maupun di Jawa Kuno melakukan
upacara Shraaddha di bulan Shraaddha atau
Badra (Agustus-September) menurut
kalender Hindu. Upacara ini dilakukan untuk menunjukan tanda bakti kepada orang
tua atau leluhur yang telah meninggal. Upacara Shraaddha biasanya dilakukan di
kuil-kuil di tepi Sungai Gangga & Yamuna dengan disertai pemberian sedekah
untuk para Brahmana dan orang-orang miskin.
Di Indonesia sendiri upacara
Shraaddha di masa Jawa Kuno biasa dilakukan oleh keluarga raja di candi-candi
dengan membuat makanan & persembahan untuk leluhur berwujud puspasharira yaitu patung yang terbuat
dari bunga-bunga. Upacara ini dilakukan di candi karena jenasah leluhur pada
masa itu dikremasi dan abunya ditempatkan di candi-candi. Ketika agama Islam
masuk ke pulau Jawa, upacara shraaddha tidak betul-betul dilarang oleh para
wali, melainkan diformat ulang dan diisi muatan islami di dalamnya. Menurut
para wali melanjutkan tradisi nyadran tidak serta merta menjadikan seorang
muslim menjadi Hindu (auto-murtad) karena
upacara nyadran dalam Islam dianggap masih sesuai dengan perintah Rasulullah yang
memerintahkan umatnya untuk berziarah kubur agar dapat mengingat kematian, meskipun
orang-orang Jahiliyah sebelum datangnya Islam juga biasa melakukannya, bahkan terbiasa tawaf, puasa dan kurban.
Nyadran, Banguntapan - Yogyakarta |
Di sebagian masyarakat Jawa yang lain, tradisi ruwahan hanyalah membersihkan dan berziarah di makam saja tanpa ada acara makan bersama.
Continued to Let's Go Nyadran 2
Prediksi togel hari ini https://angkamistik.net/prediksi-togel-mbah-jambrong-sgp-12-mei-2019-akurat/
BalasHapusCari angka jitu ? baca dulu Prediksi Togel HK
BalasHapus