"Dia mah dari lahir udah kaya, mau bikin usaha apa aja ada modalnya. Makin lama makin kaya. Kalo kita cuma punya ide, mau dijalanin gak ada modalnya. Ya gini hidup, harus banting tulang"
"Dia kan anak orang kaya, bisa kuliah, lulus gampang cari kerja yang gajinya gede. Kita boro2 kuliah, bisa SMA aja udah untung, gaji pas-pasan udah alhamdulillah"
"Dia kan cantik dari lahir mbak, mana anak orang kaya lagi, bisa perawatan mahal. Jelas kinclong lah, jodohnya merapat dari segala penjuru"
Rasanya keluh kesah semacam di atas bukan hal asing bagi kita. Ada saja di sekitar kita yang mengeluhkan sesuatu yang tidak bisa diubah. Jika memang kita lahir dari keluarga tidak mampu, apakah masih mungkin kita minta Tuhan me-reset ulang kita lahir dari keluarga kaya. Atau jika kita lahir dengan wajah atau penampilan yang tidak terlalu good looking, apakah kita bisa minta Tuhan melahirkan kita dengan wajah bule Perancis, sementara kedua orang tua kita berwajah njawani, yang ada malah kamu dikira anak hasil selingkuhan.
Saya memiliki seorang teman yang sering sekali mengeluh bahwa hidup ini tidak adil. Dia mengeluhkan orang tuanya yang miskin dan bercerai, sehingga kini hidupnya juga ikut miskin. Sementara bosnya yang lahir dari keluarga kaya, semakin kaya karena usahanya pesat dengan modal yang besar. Berkali-kali dia mengatakan bahwa dunia ini benar-benar tidak adil, tapi ketika saya tanyakan "terus yang adil bagaimana?" dia juga bingung harus menjawab.